Curhat dulu: aku selalu merasa mood naik kalau kuku rapi dan ada sedikit sentuhan warna. Kadang cuma sekali swatch, kadang full nail art yang ribet. Dalam beberapa tahun terakhir, nail art berubah cepat — dari french klasik ke chrome mirror, terus ke negative space dan minimal line yang chic. Di tulisan ini aku mau berbagi tren, tips perawatan yang aku pakai, rekomendasi produk, dan tentu saja ide desain yang mudah dicoba di rumah.
Mengapa nail art sekarang terasa everywhere?
Trennya memang viral. Influencer, TikTok, dan editor fashion sering banget ngebahas kuku sebagai aksesori kecil yang berpengaruh besar. Aku suka karena nail art itu fleksibel: bisa subtle untuk kantor, bisa heboh untuk weekend. Tren yang lagi sering aku lihat adalah minimal line (garis tipis di ujung kuku), jelly nails yang translucent dan mengkilap seperti permen, serta reimaginasi French—misalnya reverse French atau French tips dengan warna neon. Teknik seperti chrome powder dan glass nails juga masih hype buat yang suka efek futuristik.
Gak semua butuh salon: manicure rumahan favoritku
Aku bukan selalu pergi ke salon. Kadang lebih nyaman ngerjain sendiri sambil nonton serial. Langkah sederhana yang aku lakukan: bersihkan kuku, pangkas dan bentuk menggunakan nail file, dorong kutikula pelan-pelan, lalu pakai base coat dan dua lapis warna. Produk yang jadi andalan di rumah adalah base coat yang kuat (aku pakai OPI Nail Envy sesekali), top coat cepat kering seperti Seche Vite, dan cuticle oil setiap malam. Untuk penghapus cat, aku pilih non-acetone remover agar kuku nggak terlalu kering.
Kalau mau belanja variasi warna dan aksesori, aku suka mengintip toko online estetis; pernah juga nemu koleksi manis di esmalteriafernandes yang bikin mupeng.
Pernah pakai gel—worth it nggak sih?
Pengalaman pertamaku pakai gel bikin aku jatuh cinta karena ketahanan warnanya. Gel tahan lama, mengilap, dan nggak gampang chip. Tapi ada sisi lain: proses penghapusan yang salah bisa bikin kuku tipis. Jadi saran aku, kalau pakai gel, pilih salon yang profesional atau pelajari teknik soak-off yang benar. Jangan repot-repot mengupas sendiri karena itu merusak lapisan kuku.
Untuk keseimbangan, aku biasanya bergantian antara gel dan manicure biasa, dan selalu memberi jeda minimal satu minggu tanpa warna tebal agar kuku bisa “bernapas”. Selama jeda ini, aku pakai nail strengthener dan cuticle oil lebih rutin.
Inspirasi desain yang gampang dan seru dicoba
Kalau butuh ide cepat yang tetap kekinian, berikut beberapa favoritku yang mudah dicoba:
– Minimal line: warna dasar nude, tambah garis tipis hitam atau putih di tengah kuku. Simpel tapi chic.
– Accent glitter: cat semua kuku satu warna, lalu tambahkan satu kuku dengan glitter halus sebagai aksen. Tidak norak, tetap elegan.
– Negative space crescent: biarkan bagian bawah kuku transparan membentuk bulan sabit, sisanya diwarnai. Modern dan artistik.
– Jelly nails: warna translucent seperti jelly candy, cocok untuk musim panas. Efeknya fresh dan youthful.
– Marble swirl: pakai teknik water marble atau kuas tipis untuk efek batu marmer di beberapa kuku. Terlihat mewah padahal effort bisa disesuaikan.
– Chrome + matte combo: satu lapis chrome di jari manis, sisanya matte. Kontrasnya wow.
Alat kecil seperti dotting tool, striping tape, atau sticker kuku bisa bikin hasil DIY terlihat pro tanpa terlalu ribet. Invest sedikit di beberapa brush dan top coat berkualitas, hasilnya langsung berbeda.
Sekarang aku lebih menikmati proses eksperimen—kadang gagal, kadang berhasil dan bikin seminggu penuh mood bagus. Intinya, rawat kukumu baik-baik: jangan lupa pelembap untuk tangan, minyak kutikula, dan beri waktu istirahat dari gel jika perlu. Nail art itu menyenangkan karena bisa ekspresikan diri, dan yang paling penting: lakukan sesuai gaya dan kenyamananmu sendiri.